Wanita begitu sangat berharga. Banyak yang terkagum-kagum dengan kaum Hawa. Banyak kelebihan yang dimilikinya. Tapi, banyak pula wanita yang tak menyadari itu dan merendahkan derajatnya. Seperti apa?
--------------------------------
DENTUMAN sound
system mengalun dari sebuah warung remang-remang di kawasan pesisir pantai.
Lampu temaram berwarna-warni berkedip-kedip laksana lampu disko. Bau minuman
beralkohol rendah tercium anyir menusuk hidung. Kepulan asap rokok
menggulung-gulung mengisi setiap sisi ruang, memedihkan mata.
Pakaiannya minor. Pantatnya yang bahenol
hanya ditutup kain sejengkal. Belahan dadanya terlihat jelas. Rambut lurusnya
dibiarkan terurai. Pipi mulusnya seakan tak pernah lepas dari sapuan bedak
tipis. Bibir tipisnya merekah, meski tanpa lipstik. Senyumnya selalu dikulum.
Garis wajahnya terpancar ceria.
Tak terhitung kali, lawan jenisnya menggoda.
Senyum terus dikulum kepada setiap mata jalang yang memandangnya. Seakan mereka
hendak ia santap untuk memuaskan nafsu berahinya.
Ia seakan tanpa celah. Meski hanya punya
dua tangan, namun mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan. Punya pelukan
yang dapat meyembuhkan sakit hati dan keterpurukan. Semua itu hanya dengan dua
tangan. Meski itu terlihat tak mungkin, tapi itulah nyatanya. Dia dapat mengatasi beban lebih
dari lawan jenisnya.
Bila diamati lebih detail, sejatinya ia terlihat begitu lelah dan
rapuh seolah-olah terlalu banyak beban. Meski sejatinya ia mampu menyembuhkan
dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari. Oh, ternyata di balik pandangan
lelah dan rapuh itu ada air mata yang begitu ajaib.
Dengan air mata dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta,
kesepian, penderitaan, dan kebanggaan. Dia mempunyai kekuatan mempesona lawan
jenisnya yang terlihat sangat kekar sekalipun. Bahkan dia mampu menyimpan kebahagiaan
dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu
menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri
melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya jadi pemenang, dia
girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia. Dia begitu bahagia mendengar
suara kelahiran. Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian,
tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat
menyembuhkan luka. Cintanya tak bersyarat. Hanya ada satu yang kurang darinya, Wanita
sering lupa betapa berharganya dia. (ind)
0 komentar:
Posting Komentar