Gus Boy tentang K.H. Hasan Saifourridzall
DUA puluh empat tahun lalu, tepatnya 1 Dzulhijjah 1322 Hijriah, K.H. Hasan Saifourridzall, seorang ulama besar di Kabupaten Probolinggo, menghadap Yang Maha Kuasa. Pengasuh ketiga Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, itu meninggalkan ribuan santri dan umat yang amat mencintainya.
Kiai
karismatik itu, memang sudah tiada. Namun, banyak kenangan tentang beliau yang
tak mudah dilupakan. Banyak kisah dari kehidupan beliau yang masih terus diteladani
ribuan muslim. Salah satunya sikap istikamah dan loyalitas beliau yang seakan “sulit”
ditiru.
K.H.
Moh. Hasan Naufal, salah seorang putra Kiai Hasan Saifourridzall mengatakan, keistikamahan
Kiai Hasan bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari beliu ketika memangku
pesantren. Saban hari, beliau tak pernah melewatkan untuk salat berjamaan
bersama santri di masjid. Bahkan, meski beliau sibuk dengan menghadiri undangan
dakwah.
Dari
saking konsisten dan menghargainya beliau kepada waktu, Kiai Hasan sampai
mempunyai catatan sendiri soal aktivitasnya saban hari. Seperti, hari ini
melakukan apa dan besok melakukan apa. Beliau juga sering mengingatkan santri
tentang pentingnya waktu. “Beliau sering bilang, waktu itu adalah pedang,” ujar
K.H. Moh. Hasan Naufal, dalam acara haul almarhum Kiai Hasan Saifouridzall,
Jumat (18/9) lalu.
Bahkan,
ketika diundang berdakwa, Kiai Hasan tak akan pernah membahas topik yang sama
di tempat yang sama meski waktunya berbeda. Misalnya, tahun lalu Kiai Hasan
diundang ke Desa Jurangjero, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Di sana,
Kiai Hasan membahas masalah sabar. Andai Kiai Hasan diundang lagi tahun ini,
atau di kesempatan lain, beliau tak akan lagi membahas masalah sabar. Melainkan,
mencari pembahasan lainnya. Seperti, ikhlas dan lain sebagainya.
“Beliau
ini, kalau istilah di kepresidenan sangat protokoler. Apa yang akan dikerjakan sudah
terkonsep. Ini yang seharunya menjadi pelajaran dan berusaha kita tiru,” ujar kiai
yang masih sering disapa dengan panggilan Gus Boy tersebut.
Di
samping itu, Gus Boy juga mengungkapkan Kiai Hasan sangatlah loyal. Tak hanya
kepada keluarganya, tapi juga kepada umat. Pernah suatu ketika, kala itu Kiai
Hasan dalam keadaan sakit. Beliau meminta seluruh anak dan cucunya dikumpulkan.
Dalam pertemuan itu, Kiai Hasan meminta kepada anak dan cucu-cucunya didoakan
agar bisa segera sembuh.
“Doakan
saya ya nak, agar cepat sembuh. Kalau saya sembuh, nanti kalian akan saya ajak
ke hotel,” ujar Gus Boy, menirukan permintaan dan janji Kiai Hasan waktu itu. Menurut
Gus Boy, janji itu sebagai salah satu gambaran betapa beliau sangat loyal dan
royal. Sebab, diwaktu sakit beliu masih memikirkan untuk membahagiakan anak dan
cucunya dengan mengajak mereka ke hotel.
“Makanya,
para suami jangan pelit. Ajak istri kalian ke hotel meski hotel kelas melati. Meski
banyak nyamuknya tidak apa-apa, yang penting hotel. Tapi, harus dilihat juga
isi dompetnya. Jangan sampai tidak bisa keluar dari hotel karena tidak bisa
membayar,” pesannya disambut tawa ratusan udangan. (ind)
0 komentar:
Posting Komentar